Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan. Karena latar belakang sosial yang berbeda dari masyarakat akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Karena itu, kebhinekaan dalam kelompok masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis kebutuhan keagamaan.
Fungsi agama dalam masyarakat:
1) Dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral2) Dibidang sosial sebagai fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka
3) Sebagai sosialisasi individu, adalah individu pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai seagai semacam tuntutan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat.
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson (1984):
1. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu2. Praktek agama mencakup perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
3. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta
4. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan
5. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perorangan dan pembentukan citra pribadinya.
3 tipe kaitan agama dengan masyarakat (Elizabeth K. Nottingham, 1954):
1. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakralBertipe kecil, terisolasi dan terbelakang. Anggota masyarakatnya menganut agama yang sama.
2. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masayrakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
Pelembagaan agama
Lembaga-lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan-keyakinan, dan tampil pula sebagai asosiasi atau organisasi.Sumber : buku Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma 2010
0 komentar:
Posting Komentar